Morning sunshine in our room
Now that room is back in tune
Autumn start this day with a smile
And laugh at my beautiful love one
Who’s lying besides me
Now that room is back in tune
Autumn start this day with a smile
And laugh at my beautiful love one
Who’s lying besides me
...............................
Pernah
dengar salah satu lagu milik Daniel Sahuleka, You Make My World So Colorful? Lirik
diatas adalah sepenggal dari lagu tersebut. Lalu apa hubungan jendela dengan
lagu tersebut? Nah, ternyata lagu yang populer di Indonesia ini terinspirasi
dari kebiasan menyingkap tirai jendela hunian mereka. Seperti yang saya kutip
dari artikel musik harian Kompas Minggu 23 Februari 2014 lalu, kala komposer
sekaligus penyanyi berdarah Ambon itu menuturkan riwayat lagu tersebut :
“Waktu itu kami baru saja menikah. Waktu
bangun tidur, saya buka tirai jendela. Lalu sinar matahari masuk ke kamar kami.
Sinarnya indah sekali mengenai wajah istri saya yang masih tidur.”
Tak lama, terciptalah You Make My World So Colorful. Ohhh, so romantic *gigit ujung bantal.
Bagi
penyanyi berkewarganegaraan Belanda keturunan Indonesia ini, membuka tirai
jendela ternyata mampu memberinya inspirasi menulis lirik dan menuangkan
menjadi sebuah lagu. Menjadikannya tetap eksis di jagad hiburan. Akhirnya, duitpun mengalir :) Sementara kita
setiap pagi juga melakukan hal yang sama, mungkin bedanya kita menganggap kebiasaan
membuka jendela adalah rutinitas pagi yang gak ada istimewa sama sekali.
Hmmmm….
it’s depend on your point of view to value it.
Benar
kan? Ritual yang paling sering dilakukan sesaat setelah bangun tidur di pagi
hari adalah membuka jendela kamar tidur selebar-lebarnya. Dan bersama angin,
biarkan juga cahaya masuk menelusup ke sudut-sudut perabot yang ada didalam
ruang private itu. Setelah itu…..tidur lagi. Hehehehee, gak ding.
Bicara soal jendela -dalam bahasa Aceh dan Melayu disebut tingkap- yang paling menarik bagi
saya setiap mengunjungi satu kota atau sebuah bangunan bersejarah adalah menikmati pesona jendela yang menghiasi dinding bangunan. Bukan sekedar
bukaan, jendela-jendela ini biasanya juga tampil sebagai salah satu elemen
estetis. Biasanya bangunan-bangunan tua memiliki jendela dengan kusen yang
kokoh. Daun jendela yang unik. Ukuran tinggi yang tidak lazim. Namun keindahannya
tak lekang ditelan zaman. Timeless.
Sejak
dulu ada banyak tipe jendela yang dikenal. Tiap-tiap tipe memiliki kekhasannya
tersendiri. Umumnya pemilihan tipe disesuaikan pada wilayah dimana bangunan itu
didirikan. Di Indonesia ada 2 tipe jendela yang paling populer; jendela jelusi
(Jalousie window) dan Jendela ayun (Casement window).
Jika
kita jeli, tidak sedikit juga bentuk indah dari jendela-jendela bangunan lama
yang ada di Banda Aceh bisa ditemui. Mulai dari jendela pada rumah panggung
tradisional, pada toko-toko tua di Peunayong, rumah ibadah hingga jendela yang
menghiasi bangunan peninggalan era kolonial Belanda yang masih tersisa.
Satu
yang paling menyita perhatian saya adalah jendela-jendela yang menghiasi gedung
Bank Indonesia di jalan Cut Mutia, Banda Aceh. Simpel, kokoh namun artistik. Gedung
dengan langgam Classic-tropic ini adalah karya arsitek Vermont Cuypers dan Hulswit.
Gedung ini selesai dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda tahun 1918.
Hingga kini masih dirawat dengan sangat baik.
Siapapun yang melintas di jalan Cut Mutia, Banda Aceh pasti dapat melihat kekokohan gedung yang telah berusia 96 tahun.
Keseluruhan gedung didominasi model jendela ayun (Casement window) yang bertumpu pada tembok
bangunan setebal 40 cm. Ukurannya pun dianggap tidak biasa untuk model jendela sekarang ini. Sementara bagian atap gedung bank Indonesia dihiasi oleh Dormer window yaitu jendela vertical
yang berada di atap rumah. Posisinya menjorok keluar dari atap miring bangunan.
Bagian atas dormer window biasanya juga dihiasi atap yang selaras dengan atap
utama bangunan.
Di
gedung ini, jendela hadir bukan sebagai pelengkap. Ia ikut mempengaruhi penampilan
bangunan.
Dari
luar bangunan, orang melihat sebuah jendela tampil sebagai elemen estetis sebuah
bangunan. Sedangkan dari dalam bangunan, jendela terbuka ibarat bingkai sebuah
“lukisan hidup” yang mampu memberikan visual kepada orang yang berada di dalam bangunan menatap keluar
jendela.
Jika
diibaratkan panca indera maka jendela adalah mata bagi bangunan. Ia tak hanya berfungsi sebagai sumber cahaya,
sirkulasi udara yang baik dan juga hadir sebagai elemen estetis. Tapi Ia juga
mampu memberi vista kepada pemilik bangunan. Jadi jangan heran jika ada
seseorang yang betah berlama-lama menatap pemandangan ke luar jendela. Dan menemukan inspirasi disana.
Nah, kalau
Daniel Sahuleka bilang “You Make My World So Colorful” untuk jendela kamarnya,
kita seharusnya juga bisa bilang “It makes our house so beautiful”
Berikut ini 3 foto yang bisa mewakili keindahan dan kesederhanaan sebuah jendela pada bangunan lama.