Tepat diatas pintu masuk, pada sebuah pualam putih persegi yang mulai tampak kusam, tertera tulisan dalam bahasa Belanda. Jika diterjemahkan bermakna "Menara Willem. 1875. Dibangun pada masa perang namun dimaksudkan untuk perdamaian. Juga sebagai penghormatan bagi para ksatria yang gagah perkasa, demi perdamaian telah menyerahkan darah dan jiwa mereka untuk mencapai tujuan damai ini."
Sebelum melanjutkan fakta menarik lainnya, coba simak foto dibawah ini. Bayangkan anda sedang berdiri tak jauh dari mercusuar Willem's Toren. Minimal pembaca mengetahui bentuk menara dan jumlah lantai agar fakta-fakta -secara arsitektural- berikut ini dapat dipahami dengan baik.
Saat memasuki lantai pertama mercusuar, satu-satunya ornamen fungsional yang menyambut kami adalah tangga penghubung ke lantai berikutnya. Tangga yang sebagian besar terbuat dari plat baja -termasuk railing tangga- ini didesain melengkung mengikuti bentuk denah bangunan yang bulat. Mesti sangat hati-hati ketika pertama kali menginjakkan kaki dari satu pijakan ke pijakan tangga yang lain. Langkah akan semakin lebar ketika bertemu dengan beberapa anak tangga yang hilang. Ya, sejumlah anak tangga tidak lagi berada pada posisinya. Ada yang harus ditopang olah kayu, ada juga yang tetap menggantung setelah diikat dengan sejenis kabel agar ia dapat bertahan dan memberi tempat bagi tapak kaki para pengunjung.
Angin berhembus sangat kencang saat kami menginjakkan kaki di lantai 8. Berada di ketinggian dimana angin mampu mengguncang-guncangkan tubuh, membuat kami harus melangkah perlahan-lahan untuk mengelilingi observation deck. saya lebih memilih merapatkan tubuh ke dinding dibandingkan ke arah railing/pagar pengamannya. Bagi yang takut ketinggian, tidak dianjurkan berada pada lantai ini.
Dari sisi keamanan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan -misalnya terjatuh dari ketinggian- maka pengunjung hanya dibatasi oleh railing besi atau pagar pengaman yang kokoh berwarna orange setinggi 120 cm. Lebih tinggi sedikit dari pinggang orang dewasa. Pagar pengaman ini melingkar mengelilingi lantai observation deck.
Selain menikmati pemandangan laut, bukit dan hutan dari ketinggian, faktor lain yang membuat setiap orang "wajib" naik ke lantai tertinggi ini tentu saja karena faktor koneksi kuat dari salah satu operator selular. Di lantai inilah kami dapat berkomunikasi dengan dunia luar. Hal pertama yang dilakukan begitu tiba diatas tentu saja update status, upload foto dan selfie. Cheeerrrssssss.
Selain menikmati pemandangan laut, bukit dan hutan dari ketinggian, faktor lain yang membuat setiap orang "wajib" naik ke lantai tertinggi ini tentu saja karena faktor koneksi kuat dari salah satu operator selular. Di lantai inilah kami dapat berkomunikasi dengan dunia luar. Hal pertama yang dilakukan begitu tiba diatas tentu saja update status, upload foto dan selfie. Cheeerrrssssss.
Siapapun yang melakukan perjalanan ke kawasan bersejarah ini, maka kunjungan akan selalu berakhir di puncak tertinggi Willem's Toren. Dari atas bangunan tua yang menjulang di ujung bukit yang mengarah ke Lautan Hindia inilah, kami menjadi saksi Keagungan Illahi, Allah Maha Pencipta. Lagi dan lagi, menatap keindahan Indonesia dari atas. Inilah nikmat sebuah perjalanan. [a]
Situs resmi adu ayam indonesia terpercaya!
BalasHapusDapatkan Bonus Menarik Langsung Dari Bolavita Sekarang...
Bonus New Member 10% | Cashback Hingga 10%
Yuk Gabung Bersama Kami Raih Kemenangan Anda Sekarang Juga 100% Tanpa Bot
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
WA: +628122222995
Hi, I am writing an article for the Dutch Lighthouse Association's magazine on the history of this lighthouse. I was wondering if I could get permission to use the photos on this website?
BalasHapus